Ilustrasi/Net
RIAU1.COM - Di tengah upaya mengejar target produksi nasional 1 juta barel per hari pada 2030, Pemerintah Provinsi Riau berharap peningkatan produksi migas di wilayah Blok Rokan mampu memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat melalui Dana Bagi Hasil Migas. Terlebih, saat ini telah diresmikan Injeksi Perdana Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Tahap 1.
Plt Gubernur Riau, SF Hariyanto, mengatakan dukungan penuh Pemprov Riau terhadap upaya peningkatan produksi hulu migas di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Ia menambahkan dirinya mengikuti langsung perjalanan sejak tahap pencanangan awal bersama Presiden Republik Indonesia pada 1 Juni 2024 di Dumai, saat masih menjabat sebagai Penjabat Gubernur Riau.
Ia mengingatkan bahwa pencanangan tersebut memiliki target besar, yakni mencapai produksi nasional 1 juta barel minyak per hari pada tahun 2030. Menurutnya, setelah satu tahun berjalan, langkah konkret seperti injeksi perdana teknologi menjadi bagian penting untuk mengejar target.
"Kami ingin melapor juga Pak Komut, Pak Wakil Direktur. Saya ini dulu waktu Pj Gubernur mendampingi Pak Presiden peresmian pencanangan pada 1 Juni 2024 di Dumai. Sekarang sudah Plt, saya juga ikut acara peresmiannya. Karena pada 1 Juni kemarin itu target kita juga 1 juta barel per hari di 2030. Udah satu tahun," katanya di Rumbai Camp, Selasa (23/12/2025).
Dalam kesempatan itu, Plt Gubri SF Hariyanto juga menyinggung kondisi Dana Bagi Hasil (DBH) Migas yang diterima Provinsi Riau. Ia menyebutkan bahwa sebelumnya Riau sempat menerima DBH hingga Rp3,5 triliun, namun pada tahun 2024 jumlah tersebut mengalami penurunan.
"Alhamdulillah, dulu kami dapat 3,5 triliun (dana bagi hasil migas), tapi 2024 ini jauh turun. Karena waktu rapat dengan PHR ini sama-sama lagi beroperasi, nanam saham dulu sebanyaknya. Mudah-mudahan nanti peningkatan barelnya tinggi, kami dapat bagian juga," jelasnya.
Plt Gubri SF Hariyanto berharap peningkatan produksi migas diharapkan berdampak langsung terhadap keberlanjutan DBH Migas. Dana tersebut, lanjutnya, sangat dibutuhkan untuk membiayai pembangunan daerah yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
"Kami berharap peningkatan produksi dari teknologi ini akan berdampak positif pada keberlanjutan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas. Dana inilah yang akan kembali kepada rakyat Riau dalam untuk pembangunan jalan, sekolah, dan fasilitas sehatan," harapnya.
Untuk memastikan kelancaran operasi migas, Pemerintah Provinsi Riau telah membentuk Satgas Percepatan Operasi Hulu Migas. Satgas ini bertujuan menciptakan iklim operasi yang kondusif serta memperkuat koordinasi lintas sektoral antara pemerintah daerah, aparat, dan pelaku industri migas.
"Untuk itu, komitmen kami jelas. Melalui Satgas Percepatan Operasi Hulu Migas, Pemprov Riau terus berupaya menciptakan iklim operasi yang kondusif. Kami hadir sebagai mitra strategis untuk memperlancar koordinasi lintas sektoral, memastikan keamanan investasi, dan memberikan dukungan penuh agar operasi hulu migas di Riau dapat berjalan aman dan optimal," lanjutnya.
Ia juga menekankan komitmen Pemprov Riau untuk menjaga daerah tetap ramah terhadap investasi strategis nasional. Menurutnya, keberhasilan sektor migas di Riau tidak hanya berdampak pada daerah, tetapi juga berkontribusi besar terhadap ketahanan energi nasional.
"Kami ingin memastikan Riau tetap menjadi rumah yang ramah bagi investasi strategis nasional. Saya ucapkan selamat kepada seluruh jajaran Pertamina Hulu Rokan, SKK Migas, dan Pertamina Persero," tegasnya.
Ia juga turut menyampaikan aspirasi pemerintah kabupaten, khususnya Kabupaten Siak, yang sangat berharap peningkatan DBH Migas. Mantan Sekda Riau ini menyoroti kondisi infrastruktur jalan di daerah tersebut yang banyak mengalami kerusakan.
"Mudah-mudahan nanti peningkatan barelnya nanti tinggi. Bupati Siak sangat mengharapkan sekali dana bagi hasil. Jalannya pada rusak semua. Kalau Pak Komut belok kiri itu jalannya lubang semua, Itu jalan arah ke Siak. Inilah kami butuhkan, kami juga berharap PHR ini, peningkatan produksinya, dapat berkontribusi kepada pemerintah daerah Provinsi Riau," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan peningkatan produksi PHR ke depan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota penghasil migas.
Plt Gubernur SF Hariyanto juga berharap injeksi perdana teknologi peningkatan produksi migas tersebut dapat berjalan lancar dan menghasilkan produksi yang melampaui target yang telah ditetapkan.
“Semoga injeksi perdana hari ini berjalan lancar. Mari kita jaga aset negara ini bersama-sama. Dari Riau, kita alirkan energi untuk Indonesia Maju,” pungkasnya.*