ISP JKPI 2025: Malioboro Disulap Jadi Panggung Nusantara, Siak Tampilkan Warisan Sultanah Latifah

7 Agustus 2025
ISP JKPI 2025: Malioboro Disulap Jadi Panggung Nusantara, Siak Tampilkan Warisan Sultanah Latifah

ISP JKPI 2025: Malioboro Disulap Jadi Panggung Nusantara, Siak Tampilkan Warisan Sultanah Latifah

RIAU1.COM -Siak-Kota Jogjakarta kembali menegaskan posisinya sebagai episentrum budaya nasional dengan menjadi tuan rumah Indonesiaan Street Performance (ISP) dalam rangkaian acara Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025. Puncak acara yang berlangsung di sepanjang Jalan Malioboro pada Rabu malam (6/8) menjadi panggung terbuka megah yang mempersembahkan keindahan tari tradisional dari seluruh penjuru Nusantara.

Mulai pukul 19.00 hingga 22.00 WIB, jalan ikonik Malioboro dipadati lautan penonton yang terdiri dari warga lokal, wisatawan domestik, hingga mancanegara. Di tengah gemerlap lampu dan iringan musik etnik, suasana semakin semarak dengan penampilan kontingen seni budaya dari berbagai daerah anggota JKPI.

Salah satu penampilan yang mencuri perhatian malam itu datang dari Kabupaten Siak, Provinsi Riau, yang mengusung tema “Warisan Tuah Sultanah Latifah.” Dalam parade tersebut, rombongan Siak menampilkan sosok Tengku Agung Sultanah Latifah, seorang perempuan bangsawan Melayu yang menjadi pelopor pendidikan rakyat dan simbol kesatriaan perempuan Melayu.

Tak hanya tarian dan teater jalanan, kontingen Siak juga memperkenalkan purwarupa (model replika) dari dua ikon budaya mereka: Cermin Ajaib — sebuah cermin kristal unik yang menjadi daya tarik utama di Istana Siak, serta miniatur Istana Siak itu sendiri, yang menjadi simbol keagungan dan kekuatan sejarah kerajaan Melayu Siak.

Pesan Budaya dan Potensi Wisata dari Siak

Rombongan Kabupaten Siak dipimpin oleh Wakil Bupati dan Pimpinan DPRD, Indra Gunawan, yang hadir mengenakan blazer hitam tenun Siak bermotif tumpuk manggis lengkap dengan tanjak khas Melayu. Dalam keterangannya kepada media, Indra menegaskan bahwa keikutsertaan Siak dalam ISP JKPI 2025 bukan hanya ajang pertunjukan budaya, tetapi juga bagian dari strategi memperkuat citra dan potensi wisata daerah.

“Ini adalah kesempatan emas bagi kabupaten/kota anggota JKPI untuk menunjukkan wajah budaya masing-masing. Kita punya wastra, kriya, dan pusaka kesatria yang kuat. Siak punya warisan Melayu yang kaya, dari tarian, musik, hingga tokoh sejarah perempuan yang patut diteladani,” ungkapnya

Indra juga menyoroti potensi wisata unggulan Kabupaten Siak, seperti Istana Siak Sri Indrapura, Danau Zamrud, dan legenda lokal Naga Sakti, yang dinilai bisa dikembangkan lebih jauh untuk menarik wisatawan lokal maupun internasional.

Namun di balik apresiasi terhadap semaraknya ISP JKPI 2025, Indra menyampaikan kritik konstruktif terhadap absennya perwakilan Dinas Pariwisata Siak dalam kegiatan ini.

“Sayang sekali, dalam ajang sebesar ini tidak terlihat kehadiran Kepala Dinas Pariwisata. Padahal, ini bisa menjadi referensi nyata bagaimana kita mengemas budaya menjadi atraksi wisata yang menarik dan berdampak ekonomi,” katanya menutup pernyataan.

ISP: Panggung Harmoni dan Kolaborasi Nusantara

Pagelaran ISP JKPI 2025 bukan hanya menampilkan keindahan artistik, namun juga menjadi simbol harmonisasi budaya, semangat gotong royong, dan ruang dialog antar daerah. Melibatkan puluhan kota anggota JKPI, ajang ini membuktikan bahwa budaya bisa menjadi perekat bangsa sekaligus kekuatan ekonomi kreatif.

Dari teater jalanan, tarian tradisional, iringan musik etnik, hingga visualisasi sejarah dan simbol daerah — semua dipentaskan dengan apik, berkolaborasi membentuk satu panggung Indonesia yang dinamis.

Indra Gunawan menambahkan, “Jogja dan Bali mampu mempertahankan daya tarik wisatanya karena masyarakatnya menjaga dan menghidupi kebudayaan mereka. Siak juga bisa—kita hanya perlu bersinergi, percaya diri, dan memaksimalkan potensi budaya kita sebagai daya tarik utama.”

Tentang JKPI dan ISP

Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) adalah wadah kolaborasi antarkota di Indonesia yang memiliki warisan budaya dan sejarah penting. JKPI mendorong pelestarian nilai-nilai budaya melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah Indonesiaan Street Performance (ISP) yang menjadi agenda tahunan bergengsi.

Ajang ini tak hanya menjadi ajang pertunjukan seni, tetapi juga momentum penguatan identitas, promosi potensi daerah, dan pembelajaran lintas budaya yang memperkaya khazanah kebangsaan Indonesia.(Lin)