Pertumbuhan Ekonomi Riau Akhir Tahun Ini Ditargetkan Tembus 5 Persen

4 Agustus 2025
Ilustrasi/net

Ilustrasi/net

RIAU1.COM - Capaian pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 5 persen pada akhir tahun 2025, jadi target Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid, yang optimistis melihat tren pertumbuhan positif sejak awal tahun.

Dilaporkannya, pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Riau tercatat sebesar 3,52 persen. Namun memasuki triwulan I tahun 2025, angka tersebut meningkat menjadi 4,65 persen. Ia menyebutkan bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi lintas sektor, angka ini akan terus bergerak naik hingga menyentuh lima persen pada akhir tahun.

“Alhamdulillah 2025 naik jadi 4,65 persen. Saya yakin pertumbuhan ekonomi Riau diakhir tahun bisa tembus 5 persen,” tegasnya saat menghadiri acara Pelantikan pengurus Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Riau masa bakti 2025 - 2028.

Menurutnya, struktur ekonomi Riau ditopang oleh tiga sektor utama, yaitu minyak dan gas bumi (Migas), perkebunan, serta industri pulp dan kertas. Ketiganya merupakan sektor yang berperan besar dalam menyumbang devisa dan menopang pertumbuhan ekonomi di Bumi Lancang Kuning. 

“Tiga sektor ini yang paling banyak menyumbang devisa dan pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, sektor-sektor lainnya juga tak kalah penting,” kata Wahid. 

Selain mengandalkan kekuatan sektor unggulan, Pemprov Riau juga mendorong iklim investasi yang kondusif sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan pertama tahun ini, Riau berhasil mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp21,63 triliun. Dari jumlah tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menyumbang Rp18,04 triliun dan menempatkan Riau pada peringkat ke-4 nasional. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp3,59 triliun menempatkan Riau pada peringkat ke-15 nasional.

Capaian ini menunjukkan pertumbuhan 19,92 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Dengan demikian, 28,1 persen dari target investasi tahunan sebesar Rp76,96 triliun telah terealisasi di awal tahun. Dimana angka ini menjadi sinyal positif bahwa akselerasi pertumbuhan ekonomi di Riau masih terbuka lebar.

Meski begitu, Gubri Wahid tak menutup mata terhadap tantangan yang ada. Ia menyoroti masih adanya potensi gangguan iklim investasi akibat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Gerak cepat mengatasi hal ini, sejak April 2025, Riau telah menetapkan status siaga darurat karhutla dan pada 22 Juli lalu meningkatkannya menjadi tanggap darurat.

“Saya tahu iklim investasi akan terganggu jika pencemaran lingkungan tidak kita atasi. Maka dari awal saya berdedikasi agar tahun ini Riau bebas asap,” tutur dia.

Menurutnya, langkah ini diambil untuk merespons cepat penyebaran titik api dan mengantisipasi dampak asap terhadap kehidupan masyarakat serta dunia usaha. Melalui kerja sama dengan Kementerian terkait, TNI/Polri, serta berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), penanganan karhutla dapat dilakukan secara terstruktur. Termasuk melalui upaya modifikasi cuaca, untuk mempercepat turunnya hujan.

“Alhamdulillah satu minggu terakhir turun hujan. Dimana hujan ini hasil dari modifikasi cuaca. Hampir 40 ton garam yang sudah kita taburkan di langit Riau. Sehingga dimana-mana terjadi hujan, dan hasilnya api sudah mulai padam,” jelas Wahid.*