Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar), M Edy Afrizal
RIAU1.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, mengimbau kepada Kabupaten Kota yang belum menetapkan status siaga bencana Hidrometeorolgi, mengingat Provinsi Riau saat ini sudah memasuki musim hujan. Status ini untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam yang terjadi di wilayah Riau, seperti banjir dan tanah longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar), M Edy Afrizal, mengatakan, empat daerah yang belum menetapkan status status siaga bencana Hidrometeorolgi, yakni Kabupaten Kampar, Pelalawan, Indragiri Hulu dan Kabupaten Bengkalis. Edy mengingatkan jangan sampai bencana sudah terjadi baru ditetapkan status siaga.
“Ada empat daerah yang belum menetapkan status siaga hidrometeorologi, dari 12 Kabupaten Kota di Riau ini. Kami menghimbau Kabupaten Kota yang belum menetapkan jangan sampai setelah kejadian baru ditetapkan. Tetapkan dulu status siaganya jangan sampai ada kejadian baru menetapkan siaga,” ujar Edy Afrizal, usai mengikuti rapat koordinasi bencana bersama Plt Gubri SF Hariyanto dan pemerintah Kabupaten Kota, Senin (8/12).
Dijelaskan Edy Afrizal, keempat daerah tersebut merupakan daerah yang rawan terjadiny bencana banjir dan longsor. Termasuk jika pintu waduk PLTA Koto Panjang dibuka, dan akan menyebabkan terjadi banjir terutama daerah di bantaran sungai, seperti Kabupaten Kampar dan Pelalawan.
“Daerah yang rawan bencana itu seperti Kampar dan Pelalawan. Sekarang ini curah hujan cukup tinggi dikhawatirkan terjadi banjir apalagi waduk PLTA dibukan kalau untuk daerah pesisir itu biasanya rawan banjir rob, dan sudah terjadi di Kota Dumai, Inhil dan Bangkalis. Biasanya banjir rob sebentar dan surut satu dua jam,” jelasnya.
Untuk 8 daerah yang sudah menetapkan status siaga Hidrometeorolgi diantaranya, Kabupaten Rokan Hulu, Indragiri Hilir, Siak, Kuantan Singingi, Rokan Hilir, dan Kota Pekanbaru.
Dengan ditetapkannya status ini, seluruh daerah diinstruksikan untuk segera berada dalam posisi siaga penuh. Hal ini bertujuan memastikan kesiapan maksimal dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.
“Potensi bencana itu akan ada jika hujan terus menerus, karena itu perlu kesiapsiagaan. Kita juga sudah melakukan kerja sama dengan beberap pihak seperti Basnaz dan BNPB, dengan menyiapkan peralatan bencana seperti tenda, perahu, termasuk menyiapkan gudang untuk logistik. Karena itu kita mendorong ada kesiapsiagaan kalaupun ada bencana sudah terkomando,” tandas Edy.*