Pesenam yang Dipecat Dari Tim SEA Games Indonesia Karena Kehilangan Keperawanan, Akhirnya Bergabung di PON 2020
Ayu Kurniawati
RIAU1.COM - Seorang pesenam wanita yang sebelumnya ditarik dari kontingen Indonesia di ajang Asian Games 2019 Southeast Asia (SEA) di Filipina dikabarkan akan bertanding di National Games (PON) 2020 mendatang.
Pasukan kepelatihan Senam Jawa Timur yang menuduh atlet itu, yang diidentifikasi hanya sebagai SAS, kehilangan keperawanannya, yang menyebabkan kepergiannya, telah menyampaikan permintaan maaf dan menyambutnya kembali untuk memperkuat tim.
Juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto mengatakan dalam sebuah pernyataan resmi bahwa orang tua atlet dan pengacara mereka, Imam Muklas, dan pasukan pelatih sepakat untuk berdamai.
“Kementerian menghargai perjanjian dan berharap konflik akan segera berlalu. Bukan hanya untuk kepentingan terbaik atlet, untuk meringankan beban psikologisnya, tetapi juga untuk pelatihan senam secara umum, ”kata Gatot.
Surat permintaan maaf, menurut pernyataan itu, ditandatangani oleh empat pelatih, yaitu Irma Febriyanti, Indra Sibarani, Rahayu Retno dan Zahari, dan telah diterima oleh orang tua SAS dan pengacara mereka.
“Dia sekarang adalah atlet [sesi] pelatihan regional yang sedang dipersiapkan untuk bersaing di PON 2020. Para pelatih siap untuk melanjutkan pelatihan dan melupakan apa yang telah terjadi. Kami memiliki harapan besar untuk prestasi atlet, "kata Gatot.
PON 2020 akan diadakan di Papua tahun depan dan dihadiri oleh sekitar 6.400 atlet, 3.200 ofisial tim dan 2.800 ofisial.
Gatot mengatakan kementerian juga telah menghubungi Asosiasi Senam Indonesia (Persani), menyerukan asosiasi untuk meningkatkan hubungan antara atlet dan pelatih selama program pelatihan.
"Ketika konflik telah berakhir, Persani dapat terus melatih para atlet untuk mempersiapkan kompetisi nasional dan internasional mendatang," katanya.
Sebelumnya, Persani mengklaim bahwa alasan sebenarnya di balik pemindahan tersebut adalah kurangnya disiplin diri atlet dan kurangnya fokus yang serius, yang memengaruhi penampilannya. Asosiasi mengatakan bahwa dia digantikan oleh atlet lain dengan catatan kinerja yang lebih baik.
Turunnya menit terakhir atlet muncul di laporan media lokal dan berpusat pada ibu atlet, Ayu Kurniawati, yang mengeluarkan pernyataan pers pada akhir bulan lalu.
"Tidak ada informasi sebelumnya tentang masalah ini," kata Ayu.
“Kami tidak menerima pernyataan atau surat resmi yang menjelaskan mengapa ia dikeluarkan. Apa yang kami dengar adalah pelatih menjulukinya orang yang sangat tidak disiplin yang sering keluar pada malam hari selama kamp pelatihan dan bahwa ia telah kehilangan keperawanannya, ”tambahnya.
Bukan saja tuduhan itu tidak benar, kata Ayu, tetapi tuduhan dan publisitas di sekitarnya telah membuat putrinya merasa malu dan akhirnya selalu menyalahkan dirinya sendiri.
Keluarga tersebut dilaporkan telah membawa SAS ke Rumah Sakit Bhayangkara di Kediri, Jawa Timur, untuk pemeriksaan medis.
SAS telah dihormati oleh pemerintah daerahnya atas prestasinya dalam olahraga. Dia mendapatkan dua medali selama Asian School Games tahun ini di Semarang, Jawa Tengah.
R1/DEVI