Ilustrasi/Net
RIAU1.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan bergerak di rentang Rp 16.678-17.098.
Proyeksi kurs rupiah itu meningkat dibandingkan dengan ramalan BRIN untuk sepanjang tahun ini atau hingga akhir 2025 di rentang Rp 16.150-16.683/US$.
"Kami perkirakan di 2025 ada di angka Rp 16.150-16.683, sedangkan 2026 di level Rp 16.678-17.098," ucap Peneliti Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN Pihri Buhaerah dalam Economic Outlook 2026, dikutip CNBCIndonesia, Senin (22/12/2025).
Ramalan BRIN terhadap pergerakan kurs hingga 2026 ini didasari pada tak kunjung meredanya konflik geopolitik di tingkat global yang membuat kencangnya volatilitas di pasar keuangan.
Di sisi lain, rasio utang terhadap PDB pemerintah mereka anggap berpotensi makin terkerek naik pada tahun depan hingga mendekati level 40% dari PDB hingga mendorong sentimen negatif investor global dan membuat terus munculnya tren aliran modal asing keluar dari pasar portofolio.
"Konflik ke depan, geopolitik makin tinggi, kemudian rasio utang kita dekati 40% dari GDP, kami melihat ada potensi capital outflow dan volatilitas nilai tukar rupiah, sehingga terdepresiasi ada kemungkinan masih terjadi," tegas Pihri.
Sebagai informasi, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada 2026 akan bergerak di kisaran Rp 16.430/US$.
Rata-rata kurs itu menjadi bagian dari asumsi makro ekonomi dalam penyusunan Rencana Anggaran Tahunan Bank Indonesia atau RATBI 2026.
Kurs rupiah yang diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp 16.430 itu sedikit lebih rendah dari perkiraan rata-rata pergerakan kurs sampai akhir 2025 di level Rp 16.440/US$. Adapun target dalam ATBI 2025 sebesar Rp 15.285/US$.
Sementara itu, pemerintah dalam UU APBN 2026 menetapkan asumsi makro untuk nilai tukar rupiah di level Rp 16.500/US$, lebih tinggi dari asumsi kurs sepanjang tahun ini di level 16.000/US$.*